Faiqoh, Nur (2023) Larangan Perbuatan Cyberstalking (Mematai-Matai) Dalam Prespektif Hadis: Kajian Ma’anil Hadis. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.
Text
01 COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
02 ABSTRAK.pdf Download (73kB) |
|
Text
03 DAFTAR ISI.pdf Download (75kB) |
|
Text
04 BAB I.pdf Download (199kB) |
|
Text
05 BAB II.pdf Download (207kB) |
|
Text
06 BAB III.pdf Download (106kB) |
|
Text
07 BAB IV.pdf Download (714kB) |
|
Text
08 BAB V.pdf Download (75kB) |
|
Text
09 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (124kB) |
Abstract
Kejahatan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia. Teknologi telah memudahkan komunikasi dan interaksi, sehingga dengan mudah seseorang untuk melakukan kejahatan kepada orang lain melalui media sosial. Cybercrime adalah kejahatan yang disebabkan oleh cepatnya penyebaran informasi di internet atau dunia maya karena kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu jenis cybercrime adalah cyberstalking. Cyberstalking yaitu tindakan paling umum yang diarahkan oleh pelaku yang disebut stalker kepada korban mereka termasuk panggilan telepon berulang kali, mendatangi rumah korban atau tempat kerja, mengikuti korban, mengirim hadiah yang tidak diinginkan, membuat ancaman terhadap korban, dan kekerasan fisik. Kajian ini dilakukan untuk mengetahi makna hadis tentang larangan perbuatan cyberstalking yang terdapat pada hadis tajassus yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, serta menjelaskan dampak yang terjadi dari adanya perbuatan menguntit (cyberstalking). Oleh karena itu, tertarik untuk menelaah kembali hadis tentang larangan tindakan menguntit (cyberstaking) dengan pendekatan kajian ma’anil hadis. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) dengan melakukan analisis teks atau wacana. Subyek penelitian ini berupa dokumen cetak maupun elektronik. sumber data primer diperoleh melalui kitab Jami’ Kutubu Tis’ah , sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa skripsi, jurnal, dan artikel yang berkenaan dengan tindakan cyberstalking dan literatur-literatur yang berhubungan dengan tindakan cyberstalking. Hasil dari kajian yang telah dilaukan terkait dengan kualitas hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud berstatus s{ah}ih liz|atihi, kerena tidak terdapat adanya kecacatan perawi dalam periwayatannya sehingga hadis tersebut bisa dijadikan hujjah. Adapaun makna hadis yang terdapat pada hadis tajassus riwayat Abu Dawud yaitu tentang larangan perbuatan memata-matai terhadap sesama, dan larangan mencari tahu aib seseorang. Implemantasi hadis yaitu tentang larangan perbuatan memata-matai (cyberstalking) yang dapat mengintimidasi tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Cyberstalking, Hadis Tajassus, Ma’anil Hadis | ||||||
Subjects: | Hadits dan Ilmu yang berkaitan | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Hadis | ||||||
Depositing User: | Perpustakaan IAIN Kudus | ||||||
Date Deposited: | 23 Jun 2023 02:24 | ||||||
Last Modified: | 23 Jun 2023 02:24 | ||||||
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/10390 |
Actions (login required)
View Item |