Islam Dan Negara (Analisis Pemikiran Politik Islam Abdurrahman Wahid)

Rifqiyah, Evy (2023) Islam Dan Negara (Analisis Pemikiran Politik Islam Abdurrahman Wahid). Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.

[img] Text
1. COVER.pdf

Download (2MB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (143kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (160kB)
[img] Text
4. BAB I.pdf

Download (492kB)
[img] Text
5. BAB II.pdf

Download (533kB)
[img] Text
6. BAB III.pdf

Download (157kB)
[img] Text
7. BAB IV.pdf

Download (418kB)
[img] Text
8. BAB V.pdf

Download (154kB)
[img] Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (226kB)

Abstract

Abdurrahman Wahid merupakan salah satu tokoh yang mampu mensejajarkan hubungan antara agama dan ideologi negara dalam bingkai pluralitas Indonesia. Pemikiran-pemikiran teologis di Indonesia banyak menimbulkan konflik. Salah satunya ada pada Islam,dimana munculnya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam dan menjadi anti pancasila serta anti kebhinekaan. Gerakan-gerakan seperti ini seringkali telah diberantas. Akan tetapi akan kembali muncul dengan bentuk yang baru dan seakan tidak pernah mati. Hal ini karena ketidakmampuan umat dalam menginterpretasikan hukum Islam dengan alat ukur yang tepat. Peneliti berupaya untuk menelusuri pemikiran Abdurrahman Wahid dengan fokus dialektika mengenai konsep agama islam dan negara terutama hubungannya dengan Islam. Dari pemikiran tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam upaya menciptakan keselarasan antara hubungan agama Islam dan negara. Agar nantinya gerakan-gerakan anti kebhinekaan dan kepancasilaan tidak lagi menjadi sebab konflik antara ideologi negara dan agama islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari buku-buku Gus Dur dan data sekunder berasal dari sumber literatur lainnya. Keberagaman agama biarlah menjadi perbedaan akan tetapi kemajemukan masyarakat ini harus disamakan dalam sikap humanisme atau nilai-nilai kemanusiaan. Agama (Islam) menyesuaikan seperlunya terhadap ideologi maupun hukum-hukum negara, tanpa harus melepaskan prinsip-prinsip transendental yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Islam yang perlu ditegakkan adalah Islam sebagai Rahmatan lil Alamin dimana adanya eksistensi pengimplementasian nilai-nilai dasar Islam seperti perdamaian, kemanusiaan, toleransi dan lain sebagainya. Akan tetapi mereka dapat membuat komunitas dan merumuskan mewajibkan kolektif agama yang mereka anut. Hasil penelitian menunjukan bahwa Abdurrahman Wahid memahami Islam adalah agama yang mengagungkan kasih sayang dan toleransi sekaligus agama keadilan dan kejujuran, jadi sangatlah sempit ketika Islam difahami sebagai sebuah agama yang keras (perang). Dan kaitannya dengan bentuk negara Abdurrahman Wahid tidak terjebak pada bentuk negara kesatuan atau negara federal, tapi jauh dari itu telah menembus idiologisasi, artinya bentuk negara yang terkonsep dalam idiologi-idiologi, dan ia lebih sepakat dengan idiologi sekuleristik. Ia tidak sepakat ketika memaksakan Islam dengan formalisasi Islam sebagai idiologi negara. Menurutnya Pancasila adalah objektivikasi dari masyarakat beragama. Hal ini di karenakan bangsa Indonesia yang berada dalam berbagai suku, bangsa, ras, agama dan idiologi-idiologi. Jadi menurutnya umat Islam tidak wajib mendirikan negara Islam. Karena dalam Islam sendiri tidak pernah menyebutkan secara gamblang tentang perintah mendirikan negara Islam.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsEmail
Thesis advisorSetiadi, OziUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Abdurrahman Wahid, Islam, Negara, Perdamaian, Sikap Humanisme
Subjects: Sosial dan Budaya Islam > Politik Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam > Pemikiran Politik Islam
Depositing User: Perpustakaan IAIN Kudus
Date Deposited: 25 Oct 2024 07:12
Last Modified: 25 Oct 2024 07:12
URI: http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/12426

Actions (login required)

View Item View Item