Pandangan Feminisme Terhadap Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Jepara Tahun 2021-2022 Persepektif Hukum Islam

Hidayatillah, Wahyu Kholid (2024) Pandangan Feminisme Terhadap Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Jepara Tahun 2021-2022 Persepektif Hukum Islam. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.

[img] Text
1. Cover.pdf

Download (720kB)
[img] Text
2. Abstrak.pdf

Download (202kB)
[img] Text
3. Daftar Isi.pdf

Download (150kB)
[img] Text
4. Bab I.pdf

Download (452kB)
[img] Text
5. Bab II.pdf

Download (421kB)
[img] Text
6. Bab III.pdf

Download (264kB)
[img] Text
7. Bab IV.pdf

Download (433kB)
[img] Text
8. Bab V.pdf

Download (63kB)
[img] Text
9. Daftar Pustaka.pdf

Download (293kB)

Abstract

Perceraian merupakan fakta yang cukup marak terjadi di masyarakat Indonesia pada umumnya, meskipun perceraian diperbolehkan dalam hukum Islam, namun perceraian sangat dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Adapun perceraian dibagi menjadi 2 yaitu cerai gugat dan cerai talak, namun kasus cerai gugat lebih mendominasi dari pada cerai talak di Pengadilan Agama Jepara Tahun 2021-2022. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dalam penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh dari pengadilan agama jepara dan juga tokoh feminisme, kemudian data tersebut dianalisis secara kualitatif. Sehingga dapat diketahui (1 faktor-faktor penyebab cerai gugat di Pengadilan Agama Jepara Tahun 2021-2022. 2 pandangan tokoh feminisme terhadap cerai gugat di Pengadilan Agama Jepara pada tahun 2021-2022). Kemudian dari hasil observasi selama 2 minggu di Pengadilan Agama Jepara megetahui bahwa yang medominasi kasus perceraian di PA Jepara adalah dari pihak istri bisa diartikan lebih banyak cerai gugat dari pada cerai talak. Dan observasi dari pihak tokoh feminise 2 bulan lamanya, dapat diketahui bahwa banyak kasus cerai gugat dibanding cerai talak karena kalau cerai talak suami harus mengeluarkan nafkah iddah, nafkah lampau dan sebagainya sedangkan kalau cerai gugat suami tidak mengeluarkan uang sedikitpun itu sebabnya suami jarang mau mengajukan cerai talak dan itu yang menjadi alasan mengapa cerai gugat lebih dominan ketimbang cerai talak. Sedangkan pandangan hukum islam dibolehkan karena tidak terpenuhinya nafkah baik lahir maupun batik dari suami kepada istri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsEmail
Thesis advisorNgazizah, Inna FauziatalUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Perceraian, Cerai Gugat, Feminisme
Subjects: Fiqih, Hukum Islam > Hukum Perkawinan (Munakahat)
Fiqih, Hukum Islam > Hukum Perkawinan (Munakahat) > Perceraian
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Perpustakaan IAIN Kudus
Date Deposited: 28 May 2025 03:56
Last Modified: 28 May 2025 03:56
URI: http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/14294

Actions (login required)

View Item View Item