Jannah, Sity Nor (2022) Makna Simbolik Tradisi Bodho Apem Sebagai Media Solidaritas Sosial (Studi Kasus di Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara). Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.
Text
01 COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
02 ABSTRAK.pdf Download (186kB) |
|
Text
03 DAFTAR ISI.pdf Download (192kB) |
|
Text
04 BAB I.pdf Download (210kB) |
|
Text
05 BAB II.pdf Download (490kB) |
|
Text
06 BAB III.pdf Download (213kB) |
|
Text
07 BAB IV.pdf Download (289kB) |
|
Text
08 BAB V.pdf Download (188kB) |
|
Text
09 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (199kB) |
Abstract
Tradisi bodho apem merupakan tradisi budaya yang masih dilakukan di Desa Sukodono, tradisi ini dilaksanakan setiap hari Jum'at Pon pada bulan Syawal. Masyarakat Desa Sukodono masih melestarikan dan mempertahankan tradisi bodho apem sebagai warisan dari nenek moyang yang memiliki kekuatan atau tindakan simbolik serta sebagai wujud dari ekspresi mereka secara supranatural, baik dengan Tuhan, leluhur, serta dengan kehidupan mereka sebagai warga masyarakat. Tradisi bodho apem yang memiliki makna simbol yang terdapat pada sesajen dan tatacara tradisi bodho apem mengandung nasehat, nilai-nilai yang baik, namun hanya sedikit dari masyarakat Desa Sukodono yang menyadari akan makna dibalik tradisi bodho apem. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teori tradisi dari Soerjono Soekamto, teori Interaksionisme simbolik dari George Herbert Mead, Dan teori solidaritas sosial dari Emile Durkheim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tradisi bodho apem dan makna simbolik dibalik tradisi bodho apem sebagai media solidaritas sosial di masyarakat Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan tradisi bodho apem di Desa Sukodono merupakan peninggalan nenek moyang untuk mengenang kisah Nabi Nuh AS yang diperintah oleh Allah SWT untuk membuat kapal. Sebelum melaksanakan tradisi bodho apem, perwakilan warga melakukan musyawarah untuk menentukan susunan kepanitiaan pelaksanaan tradisi bodho apem. Kemudian masyarakat Desa Sukodono melakukan slametan dengan membawa apem, juroh, dan sesajen untuk didoakan, dan dibagikan kembali kepada masyarakat. Kegiatan dari tradisi bodho apem ini sebagai salah satu bentuk usaha masyarakat dalam meningkatkan silaturahmi antar warga, sebagai ungkapan Syukur Kepada Allah SWT dan juga permohonan maaf. Pada kegiatan tradisi bodho apem, terdapat makna-makna dibalik tradisi bodho apem antara lain, makna mengedepankan kepentingan bersama, makna kerjasama, makna guyub atau kekompakkan, makna kebersamaan dalam acara slametan, makna mempererat silaturahmi antar tetangga dengan membawa kue apem sebagai simbol permohonan maaf sekaligus harapan agar tetap menjaga keharmonisan, kekompakan, kesabaran, kesatuan, dan tekat yang bulat seperti apem yang mereka bagikan. Berdasarkan beberapa hal tersebut terdapat makna simbolik dibalik tradisi bodho apem yang dijadikan sebagai media solidaritas sosial masyarakat Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan sesama masyarakat supaya dalam kehidupan bermasyarakat bisa tetap aman dan tenteram.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Makna Simbolik, Bodho Apem, Solidaritas Sosial | ||||||
Subjects: | 300 Ilmu-Ilmu Sosial > 390 Adat Istiadat > Adat Istiadat Setempat | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Akidah dan Filsafat Islam | ||||||
Depositing User: | Perpustakaan IAIN Kudus | ||||||
Date Deposited: | 13 Mar 2023 02:23 | ||||||
Last Modified: | 13 Mar 2023 02:23 | ||||||
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/9095 |
Actions (login required)
View Item |