Ayat-Ayat Poligami Dalam Perspektif Muhammad Syahrur Dan Buya Hamka (Studi Komparasi Q.S An-Nisa’ Ayat 3 Dan 129)

Amilia, Rika (2022) Ayat-Ayat Poligami Dalam Perspektif Muhammad Syahrur Dan Buya Hamka (Studi Komparasi Q.S An-Nisa’ Ayat 3 Dan 129). Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.

[img] Text
1. COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (390kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (345kB)
[img] Text
4. BAB I.pdf

Download (378kB)
[img] Text
5. BAB II.pdf

Download (2MB)
[img] Text
6. BAB III.pdf

Download (436kB)
[img] Text
7. BAB IV.pdf

Download (784kB)
[img] Text
8. BAB V.pdf

Download (364kB)
[img] Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (417kB)

Abstract

Poligami merupakan suatu pernikahan yang mengizinkan seorang suami menpunyai istri lebih dari satu dan dibatasi dengan empat orang istri berdasarkan surat An-nisa’ ayat tiga. Pemahaman tentang tafsiran ayat tersebut apabila kurang mendalam mengakibatkan banyak kesalapahaman dan dianggap kontroversial. Jika hanya dimaknai secara umum ayat 3 seakan membolehkan menikahi perempuan sampai empat dengan syarat adil sedangkan ayat 129 menegaskan bahwa manusia tidak bisa berlaku adil perihal hati. Penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang ayat poligami dengan mencoba mengkomparasikan pandangan dari dua tokoh mufasir. Penelitian ini dilakukan untuk tujuan mengetahui permasalahan dalam skripsi ini: Bagaimana Penafsiran ayat-ayat Poligami menurut Buya Hamka? Bagaimana Penafsiran ayat-ayat poligami menurut Muhammad Syahrur? bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran menurut Buya Hamka dan Muhammad Syahrur terhadap ayat-ayat poligami? Penelitian ini menggunakan model pendekatan penelitian kualitatif dan termasuk penelitian library research dengan metode deskriptif kualitatif. Metode analisis data yang digunakan penulis adalah komparatif. Penulis menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Sumber data primer yang digunakan penulis dikumpulkan dari Al-Qur’an , kitab-kitab tafsir sedangkan data sekunder bersumber dari buku-buku, jurnal dan beberapa referensi yang terkait dengan tema. Hasil penelitian ini menunjukkan konsep poligami menurut Muhammad Syahrur dan Hamka terjadi perbedaan penafsiran. Muhammad Syahrur memperbolehkan bahkan menganjurkan poligami dengan ketentuan dua batasan yakni batasan kuantitatif dan kualitatif. Dua batasan terebut tidak bisa terpisah, batasan kuantitatif yaitu batas minimal seorang laki-laki menikah seorang istri dan batas maksimal adalah empat orang istri. Sedang batas kualitatif adalah persyaratan menikahi istri kedua, ketiga dan keempat yaitu merekan merupakan janda yang mana status janda karena ditinggal mati suami dan janda harus memiliki anak yatim yang belum balig. Syarat lain yang sangat ditekankan Syahrur harus mempunyai rasa kawatir tidak dapat berbuat adil terhadap anak yatim. Sedangkan Hamka memandang poligami adalah sesuatu yang diperbolehkan dengan syarat ketat dan dalam kondisi tertentu. Tetapi Hamka lebih mengutamakan monogami agar terhindar dari perilaku tidak adil yang membuat kezaliman. Adanya pembolehan poligami merurut Hamka karena permasalahan yang sifatnya mendesak, artinya poligami menjadi jalan keluar istri apabila tidak sanggup melayani kebutuhan suami karena sakit permanen. Atau adanya permasalahan lain seperti peperangan yang menimbulkan angka janda dan anak yatim meningkat dan solusinya hanya melalui pernikahan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsEmail
Thesis advisorKarim, AbdulUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Poligami, Muhammad Syahrur, Hamka
Subjects: Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Tafsir Al-Qur`an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran Tafsir
Depositing User: Perpustakaan IAIN Kudus
Date Deposited: 05 Apr 2023 02:42
Last Modified: 05 Apr 2023 02:42
URI: http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/9629

Actions (login required)

View Item View Item