Nastiti, Ditya (2016) AS-SALATU AL-WUSTA DALAM AL-QUR'AN (STUDI AL-QUR'AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 238 DALAM TAFSIR FI ZILAL AL-QUR'AN KARYA SAYYID QUTHB). Undergraduate thesis, STAIN Kudus.
Text
FILE 1 COVER.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 2 ABSTRAK.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 3 DAFTAR ISI.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 4 BAB I.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 5 BAB II.pdf Download (3MB) |
|
Text
FILE 6 BAB III.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 7 BAB IV.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 8 BAB V.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 9 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (2MB) |
|
Text
FILE 10 DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Wm.pdf Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penafsiran Sayyid Quthb tentang shalat Wusṭā dalam al-Qur'an surat al-Baqarāh ayat 238 dalam Tafsir fī Ẓilālal-Qur'an. Penelitian ini membahas dua hal yaitu, pertama, penafsiran shalat Wusta menurut Sayyid Quthb, kedua, diskursus ulama tentang shalat Wusta. Penelitian ini menggunakan pendekatan content analysis, karena dalam penelitian ini membahas secara mendalam shalat Wusta menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir fī Zilal al-Qur'an terutama surat al-Baqarāh ayat 238 dengan dikursus dari ulama tentang shalat Wusta seperti Fakhruddin ar-Razi dan Ibnu Katsir. Penafsiran Sayyid Quthb dalam Tafsir fī Zilal al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 238 tentang shalat Wusta, beliau berpendapat bahwa shalat Wusta adalah shalat Ashar karena pada waktu Ashar kebanyakan orang sudah letih karena seharian beraktivitas sehingga kebanyakan melalaikannya. Dalil yang di kemukakan oleh Sayyid Quthb adalah hadits dari Nabi Saw. sewaktu terjadinya Perang Ahzab. Bunyi haditsnya yaitu: “Pada hari (peperangan) Ahzāb mereka itu (kaum musyrikin) telah mengganggu kita dari shalat pertengahan yaitu shalat Ashar. Biarlah Allah memenuhi kuburan mereka dan perut mereka dengan api neraka”. Beberapa pendapat dari beberapa ulama yaitu, pertama, ar-Razi dalam tafsirnya, beliau mengemukakan bahwa shalat Wusta itu adalah salah satu dari shalat lima waktu, tetapi ar-Razi sendiri tidak menyebutkan shalat mana yang termasuk shalat Wusta, ar-Razi lebih menekankan untuk memelihara semua shalat lima waktu karena dengan begitu shalat Wusta akan terjaga. Kedua, Ibnu Katsir, dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan shalat Wusta itu salah satu shalat lima waktu dengan alasan-alasan yang berbeda-beda, tetapi beliau lebih menekankan kepada shalat Ashar, dengan mengemukakan pendapat yang dikuatkan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Shalat Wusṭa; Al-Qur'an, Sayyid Quthb; Tafsir fī Zilal al-Qur'an |
Subjects: | Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Tafsir Al-Qur`an Fiqih > Ibadah > Shalat |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran Tafsir |
Depositing User: | Amd Yuyun Yuyun |
Date Deposited: | 04 Feb 2017 03:23 |
Last Modified: | 04 Feb 2017 03:23 |
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/311 |
Actions (login required)
View Item |