TELAAH HUBUNGAN MURSYID-SALIK DALAM TAREKAT (STUDI KASUS TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH KEMURSYIDAN KAJEN MARGOYOSO PATI)

Umar, Farouq (2016) TELAAH HUBUNGAN MURSYID-SALIK DALAM TAREKAT (STUDI KASUS TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH KEMURSYIDAN KAJEN MARGOYOSO PATI). Masters thesis, STAIN Kudus.

[img] Text
1. Cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2. Abstrak.pdf

Download (459kB)
[img] Text
3. Daftar Isi.pdf

Download (350kB)
[img] Text
4. BAB I.pdf

Download (439kB)
[img] Text
5. BAB II.pdf

Download (784kB)
[img] Text
6. BAB III.pdf

Download (461kB)
[img] Text
7. BAB IV.pdf

Download (1MB)
[img] Text
8. BAB V.pdf

Download (421kB)
[img] Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (358kB)

Abstract

Selama ini psikologi modern dan ilmu terapannya yaitu konseling banyak menafikan pentingnya dimensi spiritualitas agama padahal banyak fenomena perilaku manusia yang membutuhkan analisis dari teori-teori psikologi yang berbasis spiritualitas agama, misalnya radikalisme beragama di satu sisi dan sekaligus kegelisahan spiritual yang menjangkiti manusia modern di sisi lain. Di sinilah agama dengan kekayaan spiritualnya ditantang untuk menawarkan alternatif-alternatif solusi. Salah satu jalan spiritual dalam Islam adalah tasawwuf dengan 3 bentuknya, yaitu falsafi, akhlaki, dan amali. Tarekat sebagai bentuk tasawuf amali dengan organisasi dan praktiksuluknya adalah sebuah layanan konseling yang tidak semata bersifat terapi terhadap gangguan mental, namun lebih dari itu mengupayakan puncak spiritualitas manusia, yaitu Ma’rifatullah. Hubungan bimbingan konseling spiritual antara Mursyid dengan Salik yang sangat kuat dan mengejawantah dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan bahkan politik, menarik untuk dikaji, demi menemukan nilai-nilai dan prinsip yang dapat ditransformasikan dalam bimbingan konseling secara umum, dan dalam bimbingan konseling pendidikan secara khusus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Data-data penelitian dihimpun dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data-data tersebut dianalisa dengan menggunakan pendekatan emik dan dideskripsikan melalui teori induksi-subyektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan bimbingan konseling antara Mursyid dengan Salik dalam tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah menggunakan teori Eklektik, yakni perpaduan lebih dari 1 teori, terutama teori kognitif, teori behaviour dan teori person centered. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah spiritual-religius. Dari bentuk-bentuk hubungan itu; dalam Baiat ditemukan prinsip keharusan adanya pendasaran nilai-nilai transendental dalam bimbingan konseling pendidikan dan terintegrasinya program bimbingan konseling dengan program pendidikan yang ditempuh; dalam ritual Talqin adanya keharusan menggunakan teori bimbingan konseling tertentu dan menempatkan seluruh peserta program pendidikan sebagai klien, karena itu semuanya menerima orientasi bimbingan konseling; dari adanya Silsilah Guru adalah profesionalisme, adanya lisensi, dan pengalaman magang bagi calon konselor, bahwa dalam program-program pendidikan, konselor seharusnya adalah pendidik plus, tidak sekedar sebagai ‘pelengkap’ struktural dan administratif; dari ritual Rabithah adalah prinsip ketidakterputusan, bahwa bimbingan konseling seharusnya melampaui sekat-sekat waktu dan tempat, dilakukan secara formal, informal, maupun non formal, termasuk spiritual; dari ritual Tawassul dalam perspektif manajemen keorganisasian bimbingan konseling: secara internal adanya pengintegrasian dan akselerasi semua unsur dalam bimbingan konseling dan secara eksternal mengefektifkan jejaring dan kerjasama; dari Tawajjuhan adalah adanya evaluasi berkelanjutan dengan tetap fokus pada tujuan bimbingan konseling; dari Dzikir Hifdh al Anfas adalah ketuntasan bimbingan konseling dan bahwa catatan rekaman suatu tindakan bimbingan konseling seorang klien menjadi penting dalam tindakan-tindakan bimbingan konseling berikutnya. Penelitian ini berimplikasi pada praktek Bimbingan Konseling Tranformatif, yaitu memadukan dengan pola tranformasi antar teori, pendekatan, atau teknik bimbingan konseling yang relevan dan aksebtabel, karena pada kenyataannya –sebagaimana semua aspek kehidupan kontemporer-- hampir tidak mungkin konseling membatasi diri dalam teori, pendekatan, atau teknik tertentu saja.-

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Hubungan Konseling; Eklektik; Tarekat; Konseling Transformatif
Subjects: 200 Agama
Filsafat, Dakwah, Pendidikan dan Pembaharuan Islam > Pendidikan Islam
Aliran dan Sekte dalam Islam
Divisions: Pascasarjana > Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Depositing User: Perpustakaan IAIN Kudus
Date Deposited: 04 Feb 2017 05:17
Last Modified: 04 Feb 2017 05:17
URI: http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/381

Actions (login required)

View Item View Item