Ilma, Adim Nuril (2021) Konsep Makna Lugai> Karakteristik Pemimpin dalam Tafsir al-Misbah dan Tafsir al-Kasysya. Undergraduate thesis, IAIN Kudus.
Text
1. COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (335kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI.pdf Download (289kB) |
|
Text
4. BAB I.pdf Download (589kB) |
|
Text
5. BAB II.pdf Download (605kB) |
|
Text
6. BAB III.pdf Download (441kB) |
|
Text
7. BAB IV.pdf Download (881kB) |
|
Text
8. BAB V.pdf Download (375kB) |
|
Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (395kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh perbedaan pemahaman masyarakat yang ingin berada digarda terdepan dalam konteks kepemimpinan dalam sebuah komunitas kelompok tanpa mengetahui dan mengukur kemampuan masing-masing individu, sehingga menyebabkan penyalahgunaan jabatan, keturunan jabatan, dan tumpang tindih kepemimpinan juga menjadi alasan penelitian ini. Penelitian ini adalah studi komparatif, yang mencoba mencari akar makna pemimpin dalam al-Qur’an menurut pandangan M. Quraish Shihab dan Zamakhsyari. Sisi menarik dari kedua tokoh adalah sama-sama ahli dalam bidang ilmu kebahasaan, sehingga penelitian ini terfokus dalam konteks kebahasaan. Sumber primernya adalah Tafsir al-Mis}ba>h dan Tafsir al-Kasysya>f , pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan analisis yang kemudian menghasilkan sebuah persamaan dan perbedaan pendapat. Konsep makna lugawi> karakteristik pemimpin dalam tafsir al-mis}ba>h dan tafsir al-kasysya>f dapat disimpulkan dalam beberapa poin penting sesuai dengan istilahnya. Pertama persamaan khalifah, yaitu memaknai khalifah pengganti atau menggantikan yang sudah ada sebelumnya, baik pengganti malaikat karena sebelumnya penghuni bumi ataupun pengganti Allah dan perbedaannya adalah tiga unsur khalifah yaitu manusia, malaikat, dan hal yang berkaitan dengan keduanya, bisa jadi wilayah yang terjadi dengan nabi Adam as. atau nabi Daud as. karena sebuah prestasi. Kedua persamaan imam, digunakan dalam ruanglingkup keagamaan, karena dicontohkan dalam menjadi imam sholat, seorang yang fasik tidak dapat menjadi pemimpin karena dianggap tidak sah dalam menegakkan hukum, bukan dari garis keturunan, melainkan murni dari ketaatannya serta pengetahuannya menjadi imam dan perbedaannya antara kedua tokoh penafsir dalam segi bahasa tidak terlalu banyak perbedaan, hanya saja dalam penafsiran M. Quraish Shihab menambahkan bahwa istilah imam juga bisa berarti sebuah cetakan, dimana merujuk kepada kata umm yang mempunyai makna ibu untuk mencetak sesuatu yang serupa dengan apa yang dicetak. Ketiga persamaan uli> al-amri>, Dimaknai dalam ruang lingkup yang berorientasi dalam sebuah lembaga negara, uli> al-amri> tidak mutlak untuk ditaati, karena kata taat dalam ayat tersebut tidak ada khusus untuk mereka, alasan uli> al-amri> tidak mutlak ditaati selain tidak ada pengulangan terhadap kata tersebut melainkan juga seorang uli> al-amri bisa membawa kedalam hal yang tidak baik dan perbedaannya adalah M. Quraish Shihab memaknainya dengan sebuah lembaga kemasyarakatan yang bertugas menangani urusan yang dipimpin sedangkan Zamakhsyari menegaskan arti tersebut dengan seorang penguasa atau pembesar nabi dalam menjadi panglima perang, karena dalam konteks zamannya berbeda. Dalam perwakilan seorang uli> al-amri> menurut Zamakhsyari adalah Khulafaurrasidin yaitu Abu bakar, Usman, Umar, Ali yang secara langsung memberikan isyarat jika tidak perlu ditaati selagi mereka juga tidak taat kepada Allah dan RasulNya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | al-Kasysya>f, al-Mis}ba>h, Karakteristik, Makna Lugawi>, Pemimpin. |
Subjects: | Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Tafsir Al-Qur`an Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Tafsir Al-Qur`an > Ilmu Tafsir |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran Tafsir |
Depositing User: | Perpustakaan IAIN Kudus |
Date Deposited: | 15 Mar 2022 02:11 |
Last Modified: | 15 Mar 2022 02:11 |
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/6743 |
Actions (login required)
View Item |