Ilallah, Yusuf Muhajir (2017) KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU MENURUT KH. HASYIM ASY’ARI DAN KI HAJAR DEWANTARA (STUDI KOMPARATIF). Masters thesis, STAIN Kudus.
Text
1. Cover.pdf Download (2MB) |
|
Text
2. Abstrak.pdf Download (2MB) |
|
Text
3. Daftar Isi.pdf Download (2MB) |
|
Text
4. BAB I.pdf Download (2MB) |
|
Text
5. BAB II.pdf Download (2MB) |
|
Text
6. BAB III.pdf Download (2MB) |
|
Text
7. BAB IV.pdf Download (2MB) |
|
Text
8. BAB V.pdf Download (2MB) |
|
Text
9. Daftar Pustaka.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan dan kecakapan dalam meningkatkan kualitas sifat dan perilaku seseorang melalui sebuah usaha yang rasional (mempunyai arah dan tujuan). Kompetensi kepribadian adalah salah satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagaimana yang diamanahkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 dan dijabarkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005. Kompetensi kepribadian guru merupakan komponen penting dalam pendidikan karakter murid ditengah terjadinya degradasi moral. Teladan yang baik dari guru diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang berkarakter sesuai dengan tuntunan agama, hukum dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dan Ki Hajar Dewantara tentang kompetensi kepribadian guru relevansinya terhadap pendidikan di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah riset kepustakaan dengan metode deskriptif analitis. Penelitian ini juga membandingkan pemikiran kedua tokoh tersebut dengan studi komparatif. Sumber primer dari penelitian ini kitab A<da>b al-‘a>lim wa al-muta’allim karya Kyai Hasyim dan buku Karya Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan. Temuan-temuan dalam peneliti ini adalah: pertama, kompetensi kepribadian menurut Kyai Hasyim terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama kepribadian individu terdapat dua puluh poin, kelompok kedua kepribadian dalam proses pembelajaran terdapat tujuh poin, dan kelompok ketiga kepribadian sosial terdapat empat belas poin. Kedua, kompetensi menurut Ki Hajar jika dibagi menjadi tiga kelompok, maka kelompok pertama kepribadian individu terdapat sebelas poin, kelompok kedua kepribadian dalam pembelajaran terdapat empat poin, dan kelompok ketiga kepribadian sosial terdapat delapan poin. Ketiga, terdapat persamaan dan perbedaan dalam konsep masing-masing tokoh. Penyebabnya dikarenakan latarbelakang agama, pendidikan, pengalaman, lingkungan dan kebudayaan masing-masing tokoh. Keempat, kedua tokoh sepakat bahwa kompetensi kepribadian adalah unsur utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Kyai Hasyim menganggap kepribadian sama dengan tauhid, iman dan syari’at dalam hal sama-sama wajib. Sedangkan Ki Hajar menganggap kompetensi kepribadian guru lebih penting daripada kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik hanya menghasilkan anak berpengetahuan dan kepandaian yang hanya dianggap sebagai alat, sedangkan kompetensi kepribadian akan menghasilkan anak berbudi pekerti yang merupakan tujuan utama dalam pendidikan. Kelima, konsep kompetensi kepribadian kedua tokoh ini merupakan sebuah tawaran yang bisa digunakan sebagai pengembangan kompetensi kepribadian guru bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menghadapi degradasi moral dewasa ini di Indonesia. Kedua tokoh ini sama-sama menawarkan konsep kompetensi kepribadian yang didasarkan pada norma agama, hukum dan budaya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kompetensi Kepribadian Guru; KH. Hasyim Asy’ari; Ki Hajar Dewantara |
Subjects: | 300 Ilmu-Ilmu Sosial > 370 Pendidikan 300 Ilmu-Ilmu Sosial > 370 Pendidikan > Guru |
Divisions: | Pascasarjana > Manajemen Pendidikan Islam (MPI) |
Depositing User: | Perpustakaan IAIN Kudus |
Date Deposited: | 11 May 2017 02:29 |
Last Modified: | 11 May 2017 02:38 |
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/970 |
Actions (login required)
View Item |