Makna Kitaban Mauquta Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’[04]:103 ( Studi Komparatif Antara Penafsiran Kitab Mafatih Al-Gaib Dan Al-Manar )

Hasanah, Alfiah (2024) Makna Kitaban Mauquta Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’[04]:103 ( Studi Komparatif Antara Penafsiran Kitab Mafatih Al-Gaib Dan Al-Manar ). Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.

[img] Text
1. COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (444kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (290kB)
[img] Text
4. BAB I.pdf

Download (642kB)
[img] Text
5. BAB II.pdf

Download (984kB)
[img] Text
6. BAB III.pdf

Download (485kB)
[img] Text
7. BAB IV.pdf

Download (994kB)
[img] Text
8. BAB V.pdf

Download (447kB)
[img] Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (345kB)

Abstract

Penelitian ini membahas makna ”kitaban mauquta” dalam al-Qur’an surat an-Nisa’[04]:103. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk memahami penafsiran ”kitaban mauquta” menurut Fakhruddin Ar-Razi dan Muhammad Rasyid Rida terkait konsep waktu-waktu shalat yang ditentukan. Selain itu, juga untuk mengetahui persamaan dan perbedaan makna”kitaban mauquta” dari kedua mufassir tersebut. Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian pustaka (library research). Metode yang digunakan disini yaitu jenis metode perbandingan (komparasi). Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi serta dianalisis dengan teknik analisis isi dan komparatif. Riset ini menghasilkan dua kesimpulan yakni, 1) Menurut Fakhruddin Ar-Razi“kitaban mauquta” adalah penjelasan waktu shalat yang ditentukan dalam lima waktu sesuai yang terdapat dalam ayat al-Qur’an. Ketentuan waktu shalat yang lima itu ibarat lima martabat kehidupan alam, yakni dimulai dari lahirnya makhluk hidup yang baru hingga tetapnya sebuah asar dari makhluk hidup tersebut. Sedangkan menurut Muhammad Rasyid Rida waktu shalat itu memiliki batas waktu, apabila telah lewat satu waktu shalat maka datanglah waktu shalat yang lain. Beliau memaparkan hikmah waktu-waktu shalat yang ditentukan, yakni agar seseorang dapat mengingat Allah SWT dalam setiap waktu hingga spontan hatinya akan menjadi bersih dan dijauhkan dari kejelekan. 2) Persamaan dan perbedaan kedua mufassir dalam menafsirkan “kitaban mauquta”. Persamaannya yaitu memiliki keselarasan dalam metode penafsiran, yakni menggunakan metode tahlili. Persamaan kedua yakni dalam penyajian penafsiran ayat dan persamaan yang ketiga sama dalam sumber penafsiran yakni menggunakan sumber penafsiran bi al-Ra’yi. Adapun untuk letak perbedaannya cukup signifikan, yaitu dalam corak penafsiran. Dalam tafsir Fakhruddin Ar-Razi corak yang digunakan adalah kombinasi corak tafsir ‘ilmi, falsafi, dan fiqhi sedangkan Muhammad Rasyid Rida menggunakan corak Tafsir al-Adabi al-Ijtima’i. Perbedaan yang lain yaitu dari segi isi penafsiran, penafsiran ar-Razi yaitu menjelaskan “kitaban mauquta” dihubungkan dengan keilmuan. Sedangkan Rasyid Rida menjelaskan “kitaban mauquta” dihubungkan dengan keadaan pada masanya sehingga ia mengemukakan hikmah dari ditentukannya waktu shalat

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsEmail
Thesis advisorMahmudah, NurUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Kitaban mauquta, Tafsir Mafatih} Al-Gaib,Tafsir Al-Manar
Subjects: Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Tafsir Al-Qur`an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran Tafsir
Depositing User: Perpustakaan IAIN Kudus
Date Deposited: 12 Dec 2024 09:08
Last Modified: 13 Dec 2024 03:06
URI: http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/12898

Actions (login required)

View Item View Item