Ululi, Nazla (2024) Taskhir Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Ayat-Ayat Penciptaan Langit dan Bumi). Undergraduate thesis, IAIN Kudus.
![]() |
Text
1. COVER.pdf Download (916kB) |
![]() |
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (389kB) |
![]() |
Text
3. DAFTAR ISI.pdf Download (393kB) |
![]() |
Text
4. BAB I.pdf Download (664kB) |
![]() |
Text
5. BAB II.pdf Download (626kB) |
![]() |
Text
6. BAB III.pdf Download (445kB) |
![]() |
Text
7. BAB IV.pdf Download (878kB) |
![]() |
Text
8. BAB V.pdf Download (429kB) |
![]() |
Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (408kB) |
Abstract
Penelitian ini membahas tentang fenomena alam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt dan pemahaman terhadap tanda-tanda tersebut membawa pada ilmu pengetahuan. Ayat-ayat tersebut mengajak manusia untuk memperhatikan, mempelajari, meneliti dan merenungkan alam semesta. Terkait penciptaan langit dan bumi, Al-Qur’an dalam ayat-ayat Taskhir menjelaskan fenomena serta asal-usulnya yangmana multitafsir dan perlu dikaji lebih mendalam baik dari pandangan mufassir dan penelitian dari segi terminologi taskhir. Sehingga dapat diketahui makna taskhir yang sesungguhnya dan melalui pandangan mufassir terkait ayat-ayat penciptaan langit dan bumi. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif yangmana dapat mengungkap informasi berupa kata-kata tertulis dan lisan yg diperoleh dari suatu objek melalui penelitian dan pengamatan fenomena. Dengan pendekatan library research dengan melakukan kajian literatur yang ada relevansinya dengan data kajian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa taskhir dalam terminologi Al-Qur’an dijelaskan dalam dua bentuk. Yang pertama dalam bentuk kata kerja lampau/fi’il madhi (sakhkhara, sakhkharna, sakhkharna, sakhkharnaha, sakhkharaha) dan yang ke dua dalam bentuk isim maf’ul (al-musakhkhar, musakhkharat). Ketika disandarkan pada ayat Al-Qur’an fi’il madhi sakhkhara diartikan sebagai penegas kata khalaqa yang mengandung makna Allah telah menciptakan dan Allah pula yang telah menundukkan. Sedangkan pada isim maf’ul Musakhkhar diartikan sebagai sesuatu yang telah wujud dan dikendalikan oleh Allah. Taskhir dalam pandangan Ibnu Katsir diartikan sebagai segala sesuatu yang ditundukkan untuk dapat memberi manfaat bagi kehidupan manusia, sedangkan dalam pandangan M. Quraish Shihab diartikan sebagai penundukkan segala sesuatu untuk memudahkan manusia dalam pemanfaatan serta penggunaannya dan Buya Hamka berpendapat lain yangmana taskhir diartikan sebagai penundukkan yang mulanya tidak mau tunduk
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Taskhir, Al-Qur’an,langit, Bumi | ||||||
Subjects: | Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Ilmu-Ilmu Al-Qur`an > Asbabun Nuzul Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Ilmu-Ilmu Al-Qur`an > Bahasa Al-Qur’an > Ma’ani Al-Qur’an Al-Qur`an dan Ilmu yang berkaitan > Kumpulan Ayat-ayat & Surat-Surat Tertentu |
||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran Tafsir | ||||||
Depositing User: | Perpustakaan IAIN Kudus | ||||||
Date Deposited: | 19 Jun 2025 06:52 | ||||||
Last Modified: | 19 Jun 2025 06:52 | ||||||
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/14440 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |