Mu'minin, Moh Amirul (2022) Gaya Hidup Generasi Milenial pada Akun Instagram @awkarin dalam Perspektif Etika Hedonisme. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS.
Text
1. COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (326kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI.pdf Download (274kB) |
|
Text
4. BAB I.pdf Download (483kB) |
|
Text
5. BAB II.pdf Download (669kB) |
|
Text
6. BAB III.pdf Download (307kB) |
|
Text
7. BAB IV.pdf Download (498kB) |
|
Text
8. BAB V.pdf Download (282kB) |
|
Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (406kB) |
Abstract
Tujuan pada kajian ini ialah: (1) Guna memahami bagaimana gaya hidup generasi milenial pada akun Instagram @awkarin, (2) Guna memahami bagaimana dampak terkait gaya hidup hedonisme generasi milenial pada postingan akun Instagram @awkarin, (3) Guna memahami bagaimana gaya hidup generasi milenial pada akun Instagram @awkarin dalam perseptif etika hedonisme. Metode yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kyai, masyarakat dan warganet. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis datanya dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Hasil dari penelitian ini adalah: Gaya hidup generasi milenial pada akun Instagram @awkarin ada 2 (dua) level. Pertama, dalam level realitas maka hedonisme terlihat dalam aspek kostum, lingkungan, cara bicara, ekspresi, penampilan, riasan, kelakuan, serta gerakan pada sorotan sorotan media Instagram milik awkarin. Kedua yakni level ideologi merupakan tindakan yang suka melakukan pembelian sejumlah barang yang sebenarnya tidak begitu penting, mengejar kepuasan ataupun kenikmatan duniawi dengan mempunyai rasa bahagia untuk memanfaatkan waktu luang di cafe, di mall ataupun di restoran, suka mengoleksi berbagai produk bermerek prestisius serta mempunyai daya hidup yang semuanya serba instan. Dampak negatif dari prilaku hedonisme generasi milenial pada postingan akun Instagram @awkarin ialah, Pertama; boros. Kedua; tidak memiliki orientasi keuangan yang jelas. Ketiga; keuangan menjadi tidak sehat. Keempat; pengaruh buruk untuk warganet. Kelima; memberi contoh etika yang kurang baik kepada warganet. Dari kasus hedonisme dalam postingan Awkarin, sehingga istilah hedonisme tersebut menjadi sebuah hal yang sangat bernilai negatif atau tidak memberi dukungan manusia untuk meraih kebahagiaan. Hal itu mungkin saja benar dalam berbagai kasus. Namun dengan terdapatnya pandangan dari sejumlah filsuf sehingga setidaknya manusia harus melakukan analisa ulang arti dari hedonisme. Sebab seperti yang diungkapkan oleh Epikirus jika kebahagiaan bukan hanya mempunyai sifat jasmani akan tetapi juga mempunyai sifat batin pula. Apalagi saat ini kita dianjurkan supaya hidup sederhana oleh Epikurus. Dengan adanya penelitian yang baik mengenai hedonisme serta kesadaran berbagi individu secara umum sehingga arti dari hedonisme dapat kita tinjau secara positif untuk meraih tujuan hidup dari manusia yakni kebahagiaan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Uncontrolled Keywords: | Gaya Hidup, Generasi Milenial, Instagram, Etika Hedonisme | ||||||
Subjects: | 100 Filsafat dan Psikologi > 170 Etika Akhlak dan Tasawuf > Akhlak |
||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Akidah dan Filsafat Islam | ||||||
Depositing User: | Perpustakaan IAIN Kudus | ||||||
Date Deposited: | 10 Apr 2023 03:37 | ||||||
Last Modified: | 10 Apr 2023 03:37 | ||||||
URI: | http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/9664 |
Actions (login required)
View Item |